Sabtu, 29 Februari 2020

BERBICARA SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA





BAB 1
PENDAHULUAN
 KETERAMPILAN BERBAHASA : KOMPONEN-KOMPONENNYA
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu :
Keterampilan menyimak
Keterampilan berbicara
Keterampilan membaca
Keterampilan menulis
Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur : mula-mula pada masa kecil kita belajar Menyimak bahasa, kemudian berbicara, setelah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakan catur tunggal.

BERBICARA SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA
Linguis berkata bahwa “speaking is language”. Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak,yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara dipelajari.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, berikut ini akan kita tinjau secara lebih terperinci hubungan antara :
Hubungan antara berbicara dan menyimak
Hubungan antara berbicara dan membaca
Hubungan antara ekspresi lisan dan ekspresi tulis
Menyimak dan membaca erat berhubungan dalam hal bahwa keduanaya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis erat berhubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan cara untuk mengekspresikan makna atau arti. Dalam penggunaannya, keempat keterampilan tersebut sering kali berhubungan satu sama lain.
 BERBICARA SEBAGAI SUATU CARA BERKOMUNIKASI
Manusia adalah makhluk social dan tindakan pertama dan paling penting, adalah tindakan social, suatu tindakan tepat saling menukar pengalaman, saling mengemukakan pikiran, saling mengekpresikan ,serta menyetujui suatu pendirian atau keyakianan.
            Komunikasi mempersatukan para individu ke dalam kelompok-kelompok dengan jalan mrenghablurkan konsep-konsep umum, memelihara serta mengawetkan ikatan-ikatan kepentingan umum, menciptakan suatu kesatuan lambang-lambang yang membedakannya dari kelompok-kelompok lain, dan menetapkan suatu tindakan tersebut tidak aka nada serta dapat bertahann lama tanpa adanya masyarakat-masyarakat bahasa. Ujaran sebagai suatu cara berkomunikasisangat mempengaruhi kehidupan-kehidupan individual kita. Dalam system inilah kita saling bertukar pendapat, gagasan, perasaan, keinginan, dengan bantuan lambang-lambang yang tersebut kata-kata.
            Komunikasi dapat dipandang sebagai suatu kombinasi perbuatan atau tindakan serangkaian unsure yang mengandung maksud dan tujuan. Komunikasi bukan melulu merupakan suatu kejadian, peristiwa, suatu yang terjadi; komunikasi adalah sesuatu yang fungsional mengandung maksud dan dirancang untuk menghasilkan beberapa efek atau akibat pada lingkungan penyimak dan pembicara. Komunikasi adalah serangkaian perbuatan kimunikasi atau speech act yang dipergunakan secara sistematis untuk menyelesaikan atau mencapai maksud-maksud tertentu. 
            Untuk menunjukkan hakekat purposive dari komunikasi itu, Halliday mempergunakan istilah fungsi. Dia memang telah mempergunakan banyak waktu untuk mengadakan penelitian serta penjelajahan mengenai hal itu, da akhirnya dapat merangkumkan adanya tujuh jenis fungsi bahasa, yaitu:
1) Fungsi instrumental bertindak untuk menggeerakkan serta memanipulasikan lingkungan, menyebabkan peristiwa-peristiwa tertent terjadi
2) Fungsi regulasi atau fungsi pengaturan dari bahasa merupakan pengawasan terhadap peristiwa-peristiwa. 
3) Fungsi represintasional adalah penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta-fakta dan pegetahuan, menjelaskan atau mellaporkabn dalm pengertian menggambarkan realitas yang terlihat oleh seseorang.
4) Fungsi interakaksional bahasa bertindak untuk menjamin pemeluharaan sosial.
5) Fungsi personal membolehkan seorang pembicara menyatakan perasaan, emosi, kepribadian, reaksi-reaksi yang terkandung daam hati sanubarinya.
6) Fungsi heuristic melibatkan bahasa yang dipergunakan untuk memperoleh pengetahuan, mempelajari lingkungan.Fungsi heuristic seringkali disampaikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang menuntut jawaban.
7) Fngsi imajinatif bertindak untuk menciptakan system-sistem atau gagasan-gagasan imajiner.
BATASAN DAN TUJUAN BERBICARA
Berbicara  adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Sebagai perluasan dari batasan ini dapat kita katakan bahwa berbicara merupakan suatu system tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-idenya yang dikombinasikan. Lebih jauh lagi, berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan factor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial.
Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka seyogyanyalah sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan; dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap (para) pendengarnya; dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan.
Apakah sebagai alat sosial ataupun sebagai alat perusahaan maupun professional, maka pada dasarnya berbicara mempunyai tiga maksud umum, yaitu :
1. Memberitahukan, melaporkan (toinform)
2. Menjamu, menghibur (toentertain)
3.  Membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan (topersuade)
Selanjutnya perlu kita pahami beberapa prinsip umum yang mendasari kegiatan berbicara, antara lain :
a. Membutuhkan paling sedikit dua orang.
 b. Mempergunakan suatu sandi linguistik yang di pahami bersama. 
 c. Menerima atau mengakui daerah referensi umum. 
 d. Merupakan suatu pertukaran antara partisipan
e.Menghubungkan setiap pembicaraan dengan yang lainnya dan kepada lingkungannya dengan segera. 
 f. Berhubungan atau berkaitan dengan massa kini. Hanya dengan bantuan berkas grafik-material, bahasa dapat luput dari kekinian dan kesegeraan.
g. Hanya melibatkan aparat atau perlengkapan yang berhubungan dengan suara/bunyi bahasa dan pendengaran
h. Secara tidak pandang bulu menghadapi serta memperlakukan apa yang nyata dan apa yang diterima sebagai dalil
BERBICARA SEBAGAI SENI DAN ILMU
Wilayah “berbicara” biasanya dibagi menjadi dua bidang umum, yaitu:
1)      Berbicara terapan atau berbicara fungsional
2)      Pengetahuan dasar berbicara
Kalau kita memandang berbicara sebagai seni maka penerapan terletak pada penerapannya sebagai alat komunikasi dalam masyarakat. Dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain:
1)     Berbicara dimuka umum
2)      Semantik: pemahaman makna kata.
3)      Diskusi kelompok
4)      Argumentasi
5)      Debat
6)      Prosedur parlementer
7)      Penafsiran lisan
8)      Seni drama
9)      Berbicara melalui udara
Dan kalau kita memandang berbicara sebagai ilmu maka hal-hal yang perlu ditelaah adalah :
1)      Mekanisme bicara dan mendengar
2)      Latihan dasar bagi ajaran dan suara
3)      Bunyi-bunyi bahasa
4)       Bunyi-bunyi dalam rangkaian ujaran
5)      Vowel-vowel
6)      Diftong-diftong
7)      Konsonan-konsonan
8)      Patologi ujaran
Konsep-konsep dasar yang mendasari pendidian berbicara dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu:
1)      Hal-hal yang berkenaan dengan hakekat atau sifat dasar ujaran.
2)      Hal-hal yang menyatakan proses-proses intelektual yang diperlakukan untuk mengembangkan kemampuan berbicara dengan baik.
3)      Hal-hal yang memudahkan seseorang untuk mencapai keterampilan-keterampilan berbicara.
RAGAM SENI BERBICARA
Ragam seni berbicara, antara lain:
1.      Berbicara di muka masyarakat umum (PublicSpeaking)
informative           
fellowship  
persuasive                         
deliberative
2.      Berbicara pada konferensi (conferencespeaking)
1.      gropdiscussion                
 1.a. informal                                       
-          Kelompok studi                          
-          Kelompok pembuat kebijakan   
-          Komite                                        
1.b. nonformal
-     Konferensi
-     Diskusi Panel
-     Simposium
2. parliamentaryprosedure 
3. Debat
METODE PENYAMPAIAN DAN PENILAIAN BERBICARA
Berbicara tentang suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaannya menggunakan metode, untuk memperlancar proses berbicara. Dalam kegiatan berbicara ini dikenalkan 4 metode berbica, keempat metode tersebut diantaranya :
1) Penyampaian secara mendadak
Metode ini biasanya digunakan oleh seseorang yang secara serta merta atau secara tiba-tiba dan mendadak diminta berbicara di depan orang banyak. Orang ini tampil sesuai dengan kebutuhan sesaat, tanpa persiapan yang cukup sebelumnya, karena kesempatan berbicara itu datang  tanpa diduga.
2) Metode menghafal
Metode menghafal adalah satu cara yang digunakan pembicara untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya di depan orang banyak dengan bantuan daya ingat yang kuat dan kekayaan materi yang dimiliki
3)   Metode naskah
Metode ini jarang digunakan, kecuali pada saat-saat penting, misalnya di radio dan televisi. Biasanya sebelum tampil berbicara, pembicara memperhatikan naskah lengkap. Ketika tampil berbicara naskah itu dibacanya kata demi kata. Kalimat demi kalimat. Sehingga perhatian si pembicara tertuju pada naskah tersebut.
4)   Metode ekstemporan
Metode ini jarang digunakan oleh pembicara yang ingin berbicara tanpa mempersiapkan naskah. Uraian yang akan disampaikan denga metode ini direncanakan dengan cermat. Setelah itu dibuat catatan penting yang sekaligus menjadi urutan sistematis dari uraian itu.
 Penilaian Berbicara
Kemampuan berbicara merupakan salah satu kegiatan di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang memerlukan penilaian tersendiri. Berikut ini terdapat beberapa hal mengenai kriteria penilaian dalam pengajaran kemampuan berbicara.  mengemukakan bahwa dalam menilai kemampuan berbicara seseorang sekurang-kurangnya ada enam hal yang harus diperhatikan. Keenam hal tersebut adalah:
1.      Lafal
2.      Struktur bahasa
3.      Kosakata
4.      Kafasihan
5.      Isi pembicaraan
6.      Pemahaman

BAB 2
BERBICARA DIMUKA UMUM
BERBICARA UNTUK MELAPORKAN
Berbicara untuk melaporkan adalah berbicara yang bertujuan untuk menyampaikan suatu informasi dengan tujuan:
1. Memberi atau menanamkan pengetahuan
2. Menetapkan atau menentukan hubungan – hubungan antara benda – benda
3. Menerangkan atau menjelaskan suatu proses
4. Menginterpretasikan atau menafsirkan suatu persetujuan atau pun menguraikan suatu tulisan
Pembicaraan – pembicaraan yang bersifat informatif membuat kita sadar pada lima sumber utama, yaitu:
1. Pengalaman – pengalaman yang harus dihubung – hubungkan seperti perjalanan, petualangan, maupun cerita roman atau novel.
2. Suatu proses yang harus dijelaskan, seperti pembuatan sebuahbuku, mencampur pigmen – pigmen untuk membuat warna – warna, merekam, serta memotret bunyi.
3. Tulisan – tulisan yangharus dijelaskan atau dipahami, seperti makna konstitusi, dan falsafah plato.
4. Ide – ide atau gagasan – gagasan yang harus disingkapkan, seperti makna estetika.
5. Intruksi – intruksi atau pengajaran – pengajaran yang harus digambarkan atau divisualkan, seperti: bagaimana cara bermain catur, bagaimana cara membuat kapal, dan lain – lain.
Apa saja tujuan yang hendak di capai dalam suatu pembicaraan, perlu adanya suatu rencana terlebih dahulu. Dalam merencanakan suatu pembicaraan, kita hsrus mengikuti langkah – langkah berikut:
1. Memilih pokok pembicaraan yang menarik hati kita
Jika kita memilih suatu pokok pembicaraan yang kita suka atau senangi, tentu kita akan lebih antusias dalam menyampaikannya, dan hampir dapat di pastikan akan dapat menarik antsiasme atau perhatian para pendengar juga.
2. Membatasi pokok pembicaraan
Dengan cara membatasi pokok atau suatu aspek pembicaraan kita dapat mengkondisikan waktu agar tidak terlalu lama dan membuat jenuh pendengar, namun jika kita mencakup hanya satu bidang tertentu secara baik dan menarik, itu akan menimbulkan kesan yang samar – samar atau khusus pada para pendengar.
3. Mengumpulkan bahan – bahan
Ketika kita telah terbiasa dengan pokok masalah yang hendak disampaikan, maka yang jadi masalah adalah mencari bahan lebih banyak yang di butuhkan. Bila membutukhan bahan tambahan yang lebih banyak , kita dapat mengumpulkannya dari berbagai nsumber, baik buku maupun internet, atau dapat juga mewawancarai orang – orang yang telah ahli di bidang tersebut.
4. Menyusun bahan
Pembicaraan yang hendak di sampaikan biasanya terdiri atas tiga hal pokok yaitu:
(a) pendahuluan
Pendahuluan berfungsi untuk menarik perhatian pendengar, maka rancangklah pembukaan sebaik dan semenarik mungkin. Kita dapat melalui dengan suatu pertanyaan yang merangsang atau menimbulkan rasa ingin tahudari para pendengar.
(b) isi
Dalam merencanakan isi pembicaraan kita harus memperhatikan atau menggaris bawahi  point – point penting yang akan ditelusuri. Rencanakanlah penggunaan kata – kata yang akan memudahkan  para pendengar mengikuti gagasan – gagasan yang kita sampaikan. (c) simpulan.
Simpulan hendaklah berisi rangkuman atau point – point penting dari pembicaraan tersebut.

BERBICARA SECARA KEKELUARGAAN
Tidak ada wadah lain yang lebih sesuai untuk maksud – maksud  seperti menceritakan suatu kejadian dan sebagainya kecuali dalam situasi persahabatan atau kekeluargaan. Para partisipan menginginkan seorang pembicara untuk melambangkan serta memperagakan dalam suatu hati,keadaan jiwa, fikiran, dan tindakan yang menarik dan sesuai perasaan – perasaan kelompok tersebut. Untuk sang pembicara ini adalah sebuah tantangan yang menentukan sikapnya bahannya dan , dan penyampaiannyaKetiga hal tersebut harusnya dapat menembangkan keramah tamahan dan mempertinggikan. Keramahtamahan seharusnya menjadi sebuah inti pokok, dan kegembiraa bersama hendaknya merupakan tujuan khusus.
Kesempatan – kesempatan bagi pembicaraan yang bersifat kekeluargaan atau persahabatan, antara lain:
1)      Pidato sambutan selamat datang,
2)      Pidato perpisahan,
3)      Pidato penampilan, penyajian, dan peerkenalan,
4)      Pidato jawaban atau balasan,
5)      Pidato atau sambutan dalam pembukaan suatu upacara, pemberian ijasah dan lain – lain,
6)      Pembicaraan sesudah makan,
7)      Pidato atau sambutan pada saat – saat memperingati hari jadi dan hari ulang tahun,
8)      Pidato atau sambutan hiburan, pertunjukan, dan lain – lain, serta
9)      Pidato atau kata – kata pujian tentang seseurang yang telah meninggal dunia.
BERBICARA UNTUK MEYAKINKAN
            Menurut aristoteles “ persuasi (bujukan, desakan, dan meyakinkan) adalah seni penanaman alasan-alasan atau motif-motif yang menuntun ke arah tindakan bebas yang konsekuen “.
Pembicaraan yang bersifat persuasif disampaikan kepada para pendengar bila kita menginginkan penampilan suatu tindakan atau pengejaran suatu bagian tertentu dari suatu tindakan. Tindakan –tindakan serupa itu mungkin merupakan penerimaan suatu pendirian , pemungutan atau pengadopsian seperangkat prinsip, atau tindakan pelaksanaan tugas-tugas serupa itu. Tuntutan atau daya penarik dalam hal ini kebanyakan bersifat emosional. Daya penarik ini menampilkan motif-motif kepada kita untuk bertindak menurut cara yang dikehendaki. Apabila aksi tidak dapat diperoleh tanpa kepastian pendirian ,maka argumentasi dari orang intelek dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan. Eksposisi dan deskripsi menyajikan konsep-konsep mengenai sebuah makna yang terlibat. Namun harus disadari bahwa proses tersebut merupakan batu loncatan kepada tujuan nyata dari tindakan yang diharapkan.
Meyakinkan pada dasarnya dalah membuat atau membujuk seorang akan kebenaran dan itu berbeda dari memaksakan. Jadi meyakinkan lebih kepada akal fikiran daripada perasaan emosional.

BERBICARA UNTUK MERUNDINGKAN
Berbicara untuk merundingkan atau deliberative speaking pada dasarnya bertujuan untuk menemukan sejumlah keputusan atau rencana yang tepat yang sebelumnya dibicarakan dahulu dengan beberapa pihak untuk mencapai tujuan atau keputusan. Keputusan-keputusan itu dapat menyangkut sifat hakekat  tindakan masa lalu atau sifat dan hakekat tindakan-tindakan mendatang.. Fakta- fakta diteliti dan ditelaah untuk menentukan apakah keputusan yang diambil itu benar-benar adil atau tidak. Pengadilan tidak bermaksud untuk melaksanakan keputusannya, tetapi hanya untuk menentukan apa sebenarnya yang terkandung dalam setiap kasus.
            Dalam menentukan suatu keputusan , tidak hanya bertolak pada fakta-fakta saja melainkan harus mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan. Dalam menentukan sebuah sifat suatu tindakan yang telah berlalu, menggunakan acuan fakta fakta yang dicari. Sedangkan tindakan yang akan mendatang digunakan pedoman yang fakta yang paling baiklah yang dicari.
            Dalam membuat keputusan para partispan harus teliti dan berhati-hati. Mereka tidak menggunakan pendapat satu pihak namun semua pihak. Mereka juga menerima sebuah nasehat, serta mempertimbangkan fakta-fakta yang dikemukakan. Keputusan tersebut lebih bersifat intelektual dan tidak bersifat emosional, lebih bersifat meyakinkan daripada mendesak.
BAB 3
DISKUSI KELOMPOK
PENGERTIAN DAN TUJUAN
Diskusi adalah pertukaran pikiran, gagasan dan pendapat antara 2 (dua) orang ataupun lebih, yang bertujuan untuk mencari kesepakatan pendapat. Diskusi kelompok berlangsung apabila orang-orang berminat dalam suatu masalah khusus untuk mendiskusikannya sehingga menghasilkan penyelesaian atau penjelasan secara mufakat.
Tujuan Diskusi
Untuk dapat menyadari dan menguji bukti-bukti sistem nilai, pendapat dan respon dari suatu gagasan atau orang lain
Untuk menguji secara kolektif tentang suatu gagasan yang dikemukakan orang lain
Untuk bertukar pikiran dan ide
Untuk belajar mengungkapkan serta menanggapi keterangan yang relevan
Untuk mengaitkan data dan keadaan dari berbagai pandangan orang lain dan latar belakang yang berbeda-beda

KELOMPOK TIDAK RESMI
Kelompok studi
kelompok studi adalah kumpulan beberapa manusia yang belajar bersama-sama dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dalam membangun kelompok studi sama halnya dengan membangun diri sendiri, dikarenakan untuk menjadi generator atas kesadaran masyarakat.
Kelompok pembentuk kebijaksanaan
Kelompok pembentukan kebijaksanaan merupakan suatu kelompok yang mendiskusikan suatu karya-karya seorang pengarang, apakah karya-karya tersebut dapat dimasukkan kedalam kurikulum dan kalau ternyata dapat, dimana sebaiknya yang paling tepat ditempatkan.
Komite
Komite adalah badan panitia yang dibentuk khusus untuk menyelenggarakan suatu usaha atau pekerjaan. kelompok komite memiliki tugas dalam pekerjaannya yaitu, menyelenggarakan beberapa tugas khusus atau tugas jangka panjang, seperti rencana program atau gerakan-gerakan keanggotaan untuk melakukan pemilihan pengurus atau pimpinan sampai berikutnya.
Ketus komite memiliki tugas berikut yaitu :
Ketua komite harus membagi secara adil tugas-tugas para anggotanya
Memadukan para penemuan-penemuan komite
Mengetahui kapan dan bagaimana menunda atau menangguhkan keputusan-keputusan sehingga komite tidak sempat terbagi-bagi dalam tindakan terlalu cepat.
Mengetahui kapan saatnya penundaan yang tepat kalau para anggota komite memerlukan tambahan waktu untuk memeriksa bahan atau untuk mendiskusikan perbedaan-perbedaan secara informal.

KELOMPOK RESMI
Yang termasuk dalam kelompok diskusi  yang resmi yaitu :
KONFERENSI
Konferensi merupakan suatu bentuk kelompok diskusi resmi yang mengacu pada pengambilan tindakan yang berusaha untuk membuat suatu keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan tersebut. Pada kelompok diskusi ini waktu lebih banyak dipergunakan dalam tahap penentuan cara penyelesaian yang paling baik, akan tetapi pada diskusi ini seringkali melakukan suatu pemungutan suara untuk menyelesaikan yang paling efektif. Diskusi konferensi  biasanya digunakan pada pertemuan wakil-wakil berbagai Negara, rapat yang dilakukan oleh suatu partai dan kegiatan kelompok konferensi atau kongres lainnya.
DISKUSI PANEL
Diskusi panel adalah suatu kelompok yang terdiri dari tiga sampai enam orang ahli yang ditunjuk untuk mengemukakan pandangannya dari berbagai segi mengenai suatu masalah. Tugas dilakukannya diskusi panel yaitu :
Menyampaikan informasi atau pendapat-pendapat, tidak perlu menetukan cara berjalan suatu tindakan.
Para anggota diskusi panel membuat persiapan-persiapan terlebih dahulu, sehingga mereka harus menelaah pokok pembicaraan sepenuhnya khususnya yang menjadi ahli dalam bidang itu.
Adapun persiapan untuk melakukan diskusi panel yaitu :
Ketua panel harus mengundang para anggota organisasi panel untuk melakukan pertemuan
Dalam pertemuan tersebut para anggota harus mengutarakan perbedaan-perbedaan pendapat sehingga para anggota panel mengetahui dimana masing masing berpijak
Menetapkan tahap-tahap setiap pembicaraan atas pokok  masalah tersebut
Menetukan urutan atau sususnan para pembicara
Menetapkan batas waktu bagi setiap pembicaraan

SIMPOSIUM
Simposium adalah  suatu kelompok yang terdiri dari tiga atau lebih para ahli dengan pandangan-pandangan yang berbeda mengenai suatu pokok pembicaraan yang tampil mengemukakan pendapatnya, dan para pendengar ikut berpartisipasi mengambil bagian dalam diskusi.  Diskusi secara simposium smerupakan suatu pertemuan sosial yang berfungsi sebagai wadah pertukaran ide-ide secara bebas.
TUGAS KETUA DAN TUGAS PARTISIPAN
Dalam Pembicaraan terdahulu kita telah memperbincangkan tugas dan kewajiban seseorang pembicara dalam suatu diskusi kelompok. Berhasil atau tidaknya suatu diskusi kelompok turut pula ditentukan oleh baik atau tidaknya seseorang ketua dan para partisipan.
Tugas Ketua
Keberhasilan sepenuhnya ketua memimpin suatu diskusi kelompok akan bergantung sepenuhnya kepada kempuan memahami serta menjalankan tugasnya. Tugas-tugas itu adalah sebagai berikut :
membuat persiapan yang matang untuk diskusi. Seorang ketua haruslah mengadakan kegiatan membacadan memikirkan pendahuluan mengenai pokok yang akan dibahas. Selain itu juga membuat catatan-catatan penting yang akan dipertimbangkan nanti.
mengumumkan judul atau masalah dan mengemukakan tujuan diskusi. Sanga ketua dapat juga merupakan butir-butir penting yang menurut anggapanya perlu dipikirkan dan mempertimbangkan nanti.
menyediakan atau menetapkan waktu bagi (a). pendahuluan, (b) diskusi,(c) rangkuman singkat yang isinya tentang kesimpulan yang ingin dicapai.
menjaga keteraturan susuna diskusi. Sang ketua harus bertindak tegas dan bijaksana. Mengizinkan hanya seorang pembicara berbicara pada satu waktu. Diminta pada para anggota untuk mengangkat tangan kalau mereka ingin berbicara.
memberi kesempatan kepada setiap orang yang ingin mengemukaka pikiran. Seandainya dua orang atau lebih ingin berbicara, persilakan terlebih dahulu orang yang belum atau baru sedikit mengemukakan pikiran aatau pendapatnya.
menjaga agar minat para peserta tetap besar. Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan yang merangsang dari waktu ke waktu, terutama sekali kalau diskusi itu mulai mengendor dan lamban.
menjaga agar diskusi tetap maju. Kalau memang maksud sejak semula adalah untuk mendapatkan suatu kesimpulan atau consensus ( persetujuan umum ) mengenai suatu topic, peganglah teguh kenyataan ini dalam hati.
membuat catatan singkat pada akhir diskusi. Sang ketua mengemukakan setiap kesimpulan dan rencana-rencana kerja yang telah disetujui bersama.
TUGAS PARTISIPAN
·         Tugas Partisipan
Nilai suatu diskusi yang kita ikuti sebagaian besar bergantung kepada baik atau tidaknya kita sebagai partisipan atau peserta mengetahui serta menjalani tugas-tugas kita. Dengan mengikuti petunjuk-petunjuk dibawah ini, kita bukan hanya sekedar member sumbangan atas keberhasilan diskusi, tetapi juga akan mendapatkan respek partisipan lainya.
·         turut mengambil bagian dari diskusi . maksud diskusi adalah untuk mengutarakan berbagai pandangan yang berbeda-beda. Walaupun mungkin saja kita tidak merupakan pembicara yang bersemangat seperti pembicara lain, bicarakanlah seperlunya dan seadanya. Gagasan-gagasan kita mungin saja sama baiknya gagasana orang lain.
• berbicara jika ketua mempersilahkan kita. Dalam suatu kelompok yang amat besar, kita dapat menarik perhatian ketua dengan cara berdiri. Dalam suatu kelompok kecil, kita dapat mengangkat tangan.
• berbicaralah dengan tepat dan tegas. Kita harus yakin bahwa tata bahasa dan gaya bahasa yang kita pergunakan itu tepat. Kalau kita berbicara dengan tepat dan benar, para pendengar dapat memusatkan perhatian kepada apa yang kita katakana.
• kita harus dapat menunjang pernyataan kita dengan fakta-fakta, contoh-contoh, atau pendapat para ahli. Kalau kita menggunakan fakta-fakta ataupun statistic, harus yakin akan ketepatanya.
• ikutilah dengan seksama dan dengan penuh perhatian diskusinyang sedang berlangsung. Kita akan membantu setiap orang hadir jika saran atau tanggapan kita menunjang dengan referensi terhadap yang langsung mendahuluinya dan barangkali suatu petunjuk terhadap apa-apa yang akan menyusul.
• dengarkan lah dengan penuh perhatian. Jangan memikirkan bagaimana cara menyangkal atau membantah apa yang dikatakan orang lain, tetapi pikirkan dan pahamila apa yang dikatakan.

• betindaklah dengan sopan santun dan bijaksana. Kalau kita tidak setuju dengan seseorang, janganlah menghadapi dengan kontradiksi yang mendatar.
·         cobalah memahami pandangan orang lain. Usahakanlah menempatkan diri kita pada posisi orang lain dan mencoba melihat hal-hal itu seperti orang lain melihatnya.
MANFAAT DISKUSI KELOMPOK
Manfaat yang paling besar dari diskusi kelompok ialah kemampuannya memberikan sumber-sumber yang lebih banyak bagi pemecahan masalah ketimbang yang tersedia atau yang mungkin diperoleh.
Diskusi kelompok juga sangat berguna apabila dua pandangan yang bertentangan harus diajukan dan suatu hasil yang bersifatmemilih” salah satu dari dua”. Diskusi juga perlu sekali bagi pemeritahan demokratis.
Melalui pikiran dan rencana kelompok, ide-ide atau gagasan-gagasan dapat diuji secara lebih memadai dan memihak. Hal itu lebih bagus ketimbang kalau kelompok berada dibawah pesona seseorang pembicara yang menyakinkan walaupun kadang bersifat picik dan mengutamakan kepentingan sendiri.
F. ANEKA HAMBATAN DAN CARA PENANGGULANGAN
Dalam menjalankan sesuatu kegiatan ada baiknya kita pertimbangkan hambatan-hambatan yang mungkin ditemui dan bagaimana cara menaggulangi agar tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.
1. Hambatan
Khusus dalam diskusi kelompok ini, hamabatan-hambatan yang sering dijumpai, adalah sebagai berikut.
a. kegagalan memahami masalah
b. kegagalan karena tetap bertahan terhadap masalah
c. salah paham terhadap setiap makna dari kata orang lain
d. kegagalan membedakan anatara fakta-fakta “dingin” dan pendapat-pendapat yang “panas”
e. perseliha pendapat yang meruncing tanpa adanya keinginan untuk berkompromi
f. hilangnya kesabaran dalam kemarahan yang tidak tanggung-tanggung.
g. Kebingungan dalam menghadapi suatu perbedaan pendpat dengan serangan terhadap pribadi seseorang.
h. Memperjuangkan waktu untuk membantah sebagai peganti mengajukan pertanyaan.
i. menggunakan kata-kata yang bernoda (stigma words) yang menumpulkan
pikiran.(Salisbury, 19955 :195)
2. Penanggulangan
Berikut ini disajikan saran yang berkenaan dengan cara menanggulangi atau menangani sejumlah situasi yang sering dihadapi oleh pemimpin diskusi.
a. menarik atau mengarahkan perhatian kepada suatu butir yang belum terpikirkan
b. menanyakan kekuatan suatu argument
c. kembali lagi pada sabab-musabab
d. menanyakan sumber informasi atau argument
e. menyarankan agar diskusi tidak menyimpang dari masalah
f. manyadarkan bahwa belum ada informasi baru yang ditambahkan
g. Menarik perhatian kepada kesukaran atau kerumitan masalah.
h. Mendaftarkan langkah-langkah persetujuan (atau perselisihan)
i. Memberi kesan bahwa kelompok belum siap mengambil keputusan
j. Memberikan kesan bahwa tidak ada keuntungan diperoleh dari penundaan yang berlarut-larut.
k. Menyarankan kepribadian-kepribadian atau tokoh-tokoh yang harus dihinadri
l. Mmeberikan kesan bahwa ada bebrapa orang yang berbicara terlalu banyak
m. menyarankan betapa besar nilainya suatu kompromi
n. memberikan kesan bahwa kelompok itu mungkin/seolah-olah telah dirugikan.
Demikian sejumlah sarn yang perlu diperhatikan oleh pemimpin/ketua diskusi agar hasil maksimal tercapai. Harus diakui bahwa ini merupakan tugas yang berat.
G. Ukuran-Ukuran Untuk Menilai Diskusi Kelompok
Kiranya sudah merupakan hal biasa bahwa sesudah kita selesai mengerjakan sesuatu kita ingin mengetahui atau menilai hasil pekerjaan itu. Hasil pekerjaan kita cerminkan kepribadian kita.
Khusus mengenai diskusi kelompok ini kita kemukakan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh sang pemimpin yang merupakan tolok ukur keberhasilan dalam menjalankan tugas.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut terbagai atas dua kelompok: Topik yang pertama berkenaan dengan teknik.
1. berkenaan dengan topik. Apakah saya:
a. mengenal serta memahami masalah keseluruhan secara jelas sebelum saya mencoba memecahkannya?
b. melihat keseluruhan objek atau memperdebatkan suatu segi?
c. berbicara bertele-tele atau tetap bertahan secara konsekuen dalam mennghadapi suatu masalah
d. memilki fakta yang memadai atau bukti yang terpecaya
e. membuang-buang waktu mengenangkan sesuatu yang sedikit sekali kaitanannya
f. memperguanakan kata yang umum atau yang khusus
g. mempergunakan kata yang nyata, kata –kata yang tepat, atau kata yang bernoda atau tercela
h. Mempergunakan pernyataaan-pernyataan yang bersifat “terlalu umum” (atau”cacth-all”) yang lebih membingungkan ketimbang menjelaskan?
i. Menunggu fakta-fakta sebelum saya menolak pernyataan-pernyataan umum dari orang lain?
j. Membuat keputusan pribadi dari diskusi itu?

2. berkenaan dengan teknik. Apakah saya?
a. berbicara hanya apabilasaya membuat satu butir yang baik
b. berbicara terlalu banyak, mengemukakan suatu penampilan yang tunggal
c. mengganggu para pembicara lain
d. berdikusi engan seorang pribadi saja, mengabaikan kleompok
e. membantah atau menetang pribadi sebagai penganti pendapatnya
f. mengabaikan perlindungan harga diri lawan saya
g. menafsirkan perbedaan pendapat sebagai suatu serangan pribadi
h. tidak setuju dalam hal suasana hati mengandung pertanyaan atau melulu bagi kontradiksi saja.
i. memliki sikap yang “serba tahu”
j. memperlihatkan banyak emosi ketimbang penalaran
k. Mengadakan pembedaan antara pemborosan waktu dan pemanfaatan waktu


 


D'Paragon, Kost Eksklusif yang Cocok untuk Kuliah dan WFH

 Bagi mahasiswa dan profesional muda yang membutuhkan tempat tinggal nyaman, tenang, dan modern, D'Paragon adalah pilihan yang tepat. Di...