BAB
1
PENDAHULUAN
KETERAMPILAN BERBAHASA : KOMPONEN-KOMPONENNYA
Keterampilan
berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu :
Keterampilan
menyimak
Keterampilan
berbicara
Keterampilan
membaca
Keterampilan
menulis
Dalam
memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan
yang teratur : mula-mula pada masa kecil kita belajar Menyimak bahasa, kemudian berbicara,
setelah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita
pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya
merupakan suatu kesatuan, merupakan catur
tunggal.
BERBICARA
SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA
Linguis
berkata bahwa “speaking is language”. Berbicara adalah suatu keterampilan
berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak,yang hanya didahului oleh
keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara
dipelajari.
Untuk
memperoleh gambaran yang lebih jelas, berikut ini akan kita tinjau secara lebih
terperinci hubungan antara :
Hubungan
antara berbicara dan menyimak
Hubungan
antara berbicara dan membaca
Hubungan
antara ekspresi lisan dan ekspresi tulis
Menyimak
dan membaca erat berhubungan dalam hal bahwa keduanaya merupakan alat untuk
menerima komunikasi. Berbicara dan menulis erat berhubungan dalam hal bahwa
keduanya merupakan cara untuk mengekspresikan makna atau arti. Dalam
penggunaannya, keempat keterampilan tersebut sering kali berhubungan satu sama
lain.
BERBICARA SEBAGAI SUATU CARA BERKOMUNIKASI
Manusia
adalah makhluk social dan tindakan pertama dan paling penting, adalah tindakan
social, suatu tindakan tepat saling menukar pengalaman, saling mengemukakan
pikiran, saling mengekpresikan ,serta menyetujui suatu pendirian atau keyakianan.
Komunikasi mempersatukan para
individu ke dalam kelompok-kelompok dengan jalan mrenghablurkan konsep-konsep
umum, memelihara serta mengawetkan ikatan-ikatan kepentingan umum, menciptakan
suatu kesatuan lambang-lambang yang membedakannya dari kelompok-kelompok lain,
dan menetapkan suatu tindakan tersebut tidak aka nada serta dapat bertahann
lama tanpa adanya masyarakat-masyarakat bahasa. Ujaran sebagai suatu cara
berkomunikasisangat mempengaruhi kehidupan-kehidupan individual kita. Dalam
system inilah kita saling bertukar pendapat, gagasan, perasaan, keinginan,
dengan bantuan lambang-lambang yang tersebut kata-kata.
Komunikasi dapat dipandang sebagai
suatu kombinasi perbuatan atau tindakan serangkaian unsure yang mengandung
maksud dan tujuan. Komunikasi bukan melulu merupakan suatu kejadian, peristiwa,
suatu yang terjadi; komunikasi adalah sesuatu yang fungsional mengandung maksud
dan dirancang untuk menghasilkan beberapa efek atau akibat pada lingkungan
penyimak dan pembicara. Komunikasi adalah serangkaian perbuatan kimunikasi atau
speech act yang dipergunakan secara sistematis untuk menyelesaikan atau
mencapai maksud-maksud tertentu.
Untuk
menunjukkan hakekat purposive dari komunikasi itu,
Halliday mempergunakan istilah fungsi. Dia memang telah mempergunakan banyak
waktu untuk mengadakan penelitian serta penjelajahan mengenai hal itu, da
akhirnya dapat merangkumkan adanya tujuh jenis fungsi bahasa, yaitu:
1) Fungsi
instrumental bertindak untuk menggeerakkan serta memanipulasikan lingkungan,
menyebabkan peristiwa-peristiwa tertent terjadi
2) Fungsi regulasi atau fungsi
pengaturan dari bahasa merupakan pengawasan terhadap peristiwa-peristiwa.
3) Fungsi represintasional adalah
penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta-fakta dan pegetahuan, menjelaskan atau
mellaporkabn dalm pengertian menggambarkan realitas yang terlihat oleh
seseorang.
4) Fungsi
interakaksional bahasa bertindak untuk menjamin
pemeluharaan sosial.
5) Fungsi
personal membolehkan seorang pembicara menyatakan perasaan, emosi, kepribadian,
reaksi-reaksi yang terkandung daam hati sanubarinya.
6) Fungsi
heuristic melibatkan bahasa yang dipergunakan untuk memperoleh pengetahuan,
mempelajari lingkungan.Fungsi
heuristic seringkali disampaikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang
menuntut jawaban.
7) Fngsi imajinatif bertindak untuk
menciptakan system-sistem atau gagasan-gagasan imajiner.
BATASAN
DAN TUJUAN BERBICARA
Berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.
Sebagai perluasan dari batasan ini dapat kita katakan bahwa berbicara merupakan
suatu system tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan
yang kelihatan (visible) yang
memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan
tujuan gagasan-gagasan atau ide-idenya yang dikombinasikan. Lebih jauh lagi,
berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan
factor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik
sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia
yang paling penting bagi kontrol sosial.
Tujuan utama dari berbicara adalah
untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka
seyogyanyalah sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin
dikomunikasikan; dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap
(para) pendengarnya; dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari
segala situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan.
Apakah sebagai alat sosial ataupun
sebagai alat perusahaan maupun professional, maka pada dasarnya berbicara
mempunyai tiga maksud umum, yaitu :
1. Memberitahukan, melaporkan (toinform)
2. Menjamu, menghibur (toentertain)
3. Membujuk, mengajak,
mendesak, meyakinkan (topersuade)
Selanjutnya perlu kita pahami
beberapa prinsip umum yang mendasari kegiatan berbicara, antara lain :
a. Membutuhkan paling sedikit dua orang.
b. Mempergunakan
suatu sandi linguistik yang di pahami bersama.
c. Menerima
atau mengakui daerah referensi umum.
d. Merupakan
suatu pertukaran antara partisipan
e.Menghubungkan setiap pembicaraan dengan yang lainnya dan kepada
lingkungannya dengan segera.
f. Berhubungan
atau berkaitan dengan massa kini. Hanya
dengan bantuan berkas grafik-material, bahasa dapat luput dari kekinian dan
kesegeraan.
g. Hanya melibatkan aparat atau perlengkapan yang berhubungan dengan
suara/bunyi bahasa dan pendengaran
h. Secara
tidak pandang bulu menghadapi serta memperlakukan apa yang nyata dan apa yang
diterima sebagai dalil
BERBICARA
SEBAGAI SENI DAN ILMU
Wilayah
“berbicara” biasanya dibagi menjadi dua bidang umum, yaitu:
1)
Berbicara terapan atau berbicara fungsional
2)
Pengetahuan dasar berbicara
Kalau
kita memandang berbicara sebagai seni maka penerapan terletak pada penerapannya
sebagai alat komunikasi dalam masyarakat. Dan butir-butir yang mendapat
perhatian antara lain:
1)
Berbicara dimuka umum
2)
Semantik: pemahaman makna kata.
3)
Diskusi kelompok
4)
Argumentasi
5)
Debat
6)
Prosedur parlementer
7)
Penafsiran lisan
8)
Seni drama
9)
Berbicara melalui udara
Dan
kalau kita memandang berbicara sebagai ilmu maka hal-hal yang perlu ditelaah
adalah :
1)
Mekanisme bicara dan mendengar
2)
Latihan dasar bagi ajaran dan suara
3)
Bunyi-bunyi bahasa
4)
Bunyi-bunyi dalam rangkaian ujaran
5)
Vowel-vowel
6)
Diftong-diftong
7)
Konsonan-konsonan
8)
Patologi ujaran
Konsep-konsep
dasar yang mendasari pendidian berbicara dapat dikelompokkan dalam tiga
kategori, yaitu:
1)
Hal-hal yang berkenaan dengan hakekat atau sifat dasar ujaran.
2)
Hal-hal yang menyatakan proses-proses intelektual yang diperlakukan untuk
mengembangkan kemampuan berbicara dengan baik.
3)
Hal-hal yang memudahkan seseorang untuk mencapai keterampilan-keterampilan
berbicara.
RAGAM
SENI BERBICARA
Ragam
seni berbicara, antara lain:
1. Berbicara
di muka masyarakat umum (PublicSpeaking)
informative
fellowship
persuasive
deliberative
2.
Berbicara pada konferensi (conferencespeaking)
1. gropdiscussion
1.a. informal
- Kelompok
studi
- Kelompok
pembuat kebijakan
- Komite
1.b. nonformal
- Konferensi
- Diskusi Panel
- Simposium
2. parliamentaryprosedure
3. Debat
METODE
PENYAMPAIAN DAN PENILAIAN BERBICARA
Berbicara
tentang suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaannya menggunakan metode,
untuk memperlancar proses berbicara. Dalam kegiatan berbicara ini dikenalkan 4
metode berbica, keempat metode tersebut diantaranya :
1)
Penyampaian secara mendadak
Metode
ini biasanya digunakan oleh seseorang yang secara serta merta atau secara
tiba-tiba dan mendadak diminta berbicara di depan orang banyak. Orang ini
tampil sesuai dengan kebutuhan sesaat, tanpa persiapan yang cukup sebelumnya,
karena kesempatan berbicara itu datang tanpa
diduga.
2) Metode menghafal
2) Metode menghafal
Metode
menghafal adalah satu cara yang digunakan pembicara untuk menyampaikan pikiran
dan perasaannya di depan orang banyak dengan bantuan daya ingat yang kuat dan
kekayaan materi yang dimiliki
3) Metode
naskah
Metode
ini jarang digunakan, kecuali pada saat-saat penting, misalnya di radio dan
televisi. Biasanya sebelum tampil berbicara, pembicara memperhatikan naskah
lengkap. Ketika tampil berbicara naskah itu dibacanya kata demi kata. Kalimat
demi kalimat. Sehingga perhatian si pembicara tertuju pada naskah tersebut.
4) Metode
ekstemporan
Metode
ini jarang digunakan oleh pembicara yang ingin berbicara tanpa mempersiapkan
naskah. Uraian yang akan disampaikan denga metode ini direncanakan dengan
cermat. Setelah itu dibuat catatan penting yang sekaligus menjadi urutan
sistematis dari uraian itu.
Penilaian Berbicara
Kemampuan
berbicara merupakan salah satu kegiatan di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
yang memerlukan penilaian tersendiri. Berikut ini terdapat beberapa hal
mengenai kriteria penilaian dalam pengajaran kemampuan berbicara. mengemukakan bahwa dalam menilai kemampuan
berbicara seseorang sekurang-kurangnya ada enam hal yang harus diperhatikan.
Keenam hal tersebut adalah:
1. Lafal
2. Struktur
bahasa
3. Kosakata
4. Kafasihan
5. Isi
pembicaraan
6. Pemahaman
BAB
2
BERBICARA
DIMUKA UMUM
BERBICARA UNTUK
MELAPORKAN
Berbicara untuk
melaporkan adalah berbicara yang bertujuan untuk menyampaikan suatu informasi
dengan tujuan:
1. Memberi atau
menanamkan pengetahuan
2. Menetapkan atau
menentukan hubungan – hubungan antara benda – benda
3. Menerangkan atau
menjelaskan suatu proses
4. Menginterpretasikan
atau menafsirkan suatu persetujuan atau pun menguraikan suatu tulisan
Pembicaraan –
pembicaraan yang bersifat informatif membuat kita sadar pada lima sumber
utama, yaitu:
1. Pengalaman –
pengalaman yang harus dihubung – hubungkan seperti perjalanan, petualangan,
maupun cerita roman atau novel.
2. Suatu proses yang
harus dijelaskan, seperti pembuatan sebuahbuku, mencampur pigmen – pigmen untuk
membuat warna – warna, merekam, serta memotret bunyi.
3. Tulisan – tulisan
yangharus dijelaskan atau dipahami, seperti makna konstitusi, dan falsafah
plato.
4. Ide – ide atau
gagasan – gagasan yang harus disingkapkan, seperti makna estetika.
5. Intruksi – intruksi
atau pengajaran – pengajaran yang harus digambarkan atau divisualkan, seperti:
bagaimana cara bermain catur, bagaimana cara membuat kapal, dan lain – lain.
Apa saja tujuan yang
hendak di capai dalam suatu pembicaraan, perlu adanya suatu rencana terlebih
dahulu. Dalam merencanakan suatu pembicaraan, kita hsrus mengikuti langkah –
langkah berikut:
1. Memilih pokok
pembicaraan yang menarik hati kita
Jika kita memilih suatu
pokok pembicaraan yang kita suka atau senangi, tentu kita akan lebih antusias
dalam menyampaikannya, dan hampir dapat di pastikan akan dapat menarik
antsiasme atau perhatian para pendengar juga.
2. Membatasi pokok
pembicaraan
Dengan cara membatasi
pokok atau suatu aspek pembicaraan kita dapat mengkondisikan waktu agar tidak
terlalu lama dan membuat jenuh pendengar, namun jika kita mencakup hanya satu
bidang tertentu secara baik dan menarik, itu akan menimbulkan kesan yang samar
– samar atau khusus pada para pendengar.
3. Mengumpulkan bahan –
bahan
Ketika kita telah
terbiasa dengan pokok masalah yang hendak disampaikan, maka yang jadi masalah
adalah mencari bahan lebih banyak yang di butuhkan. Bila membutukhan bahan
tambahan yang lebih banyak , kita dapat mengumpulkannya dari berbagai nsumber,
baik buku maupun internet, atau dapat juga mewawancarai orang – orang yang
telah ahli di bidang tersebut.
4. Menyusun bahan
Pembicaraan yang hendak
di sampaikan biasanya terdiri atas tiga hal pokok yaitu:
(a) pendahuluan
Pendahuluan berfungsi
untuk menarik perhatian pendengar, maka rancangklah pembukaan sebaik dan
semenarik mungkin. Kita dapat melalui dengan suatu pertanyaan yang merangsang
atau menimbulkan rasa ingin tahudari para pendengar.
(b) isi
Dalam merencanakan isi
pembicaraan kita harus memperhatikan atau menggaris bawahi point – point penting yang akan
ditelusuri. Rencanakanlah penggunaan kata – kata yang akan memudahkan para pendengar mengikuti gagasan –
gagasan yang kita sampaikan. (c) simpulan.
Simpulan hendaklah
berisi rangkuman atau point – point penting dari pembicaraan tersebut.
BERBICARA SECARA
KEKELUARGAAN
Tidak ada wadah lain
yang lebih sesuai untuk maksud – maksud seperti
menceritakan suatu kejadian dan sebagainya kecuali dalam situasi persahabatan
atau kekeluargaan. Para partisipan menginginkan seorang pembicara untuk
melambangkan serta memperagakan dalam suatu hati,keadaan jiwa, fikiran, dan
tindakan yang menarik dan sesuai perasaan – perasaan kelompok tersebut. Untuk
sang pembicara ini adalah sebuah tantangan yang menentukan sikapnya bahannya
dan , dan penyampaiannyaKetiga hal tersebut harusnya dapat menembangkan keramah
tamahan dan mempertinggikan. Keramahtamahan seharusnya menjadi sebuah inti
pokok, dan kegembiraa bersama hendaknya merupakan tujuan khusus.
Kesempatan – kesempatan
bagi pembicaraan yang bersifat kekeluargaan atau persahabatan, antara lain:
1) Pidato
sambutan selamat datang,
2) Pidato
perpisahan,
3) Pidato
penampilan, penyajian, dan peerkenalan,
4) Pidato
jawaban atau balasan,
5) Pidato
atau sambutan dalam pembukaan suatu upacara, pemberian ijasah dan lain – lain,
6) Pembicaraan
sesudah makan,
7) Pidato
atau sambutan pada saat – saat memperingati hari jadi dan hari ulang tahun,
8) Pidato
atau sambutan hiburan, pertunjukan, dan lain – lain, serta
9) Pidato
atau kata – kata pujian tentang seseurang yang telah meninggal dunia.
BERBICARA UNTUK
MEYAKINKAN
Menurut aristoteles “ persuasi
(bujukan, desakan, dan meyakinkan) adalah seni penanaman alasan-alasan atau
motif-motif yang menuntun ke arah tindakan bebas yang konsekuen “.
Pembicaraan yang
bersifat persuasif disampaikan kepada para pendengar bila kita menginginkan
penampilan suatu tindakan atau pengejaran suatu bagian tertentu dari suatu
tindakan. Tindakan –tindakan serupa itu mungkin merupakan penerimaan suatu
pendirian , pemungutan atau pengadopsian seperangkat prinsip, atau tindakan
pelaksanaan tugas-tugas serupa itu. Tuntutan atau daya penarik dalam hal ini
kebanyakan bersifat emosional. Daya penarik ini menampilkan motif-motif kepada
kita untuk bertindak menurut cara yang dikehendaki. Apabila aksi tidak
dapat diperoleh tanpa kepastian pendirian ,maka argumentasi dari orang intelek
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan. Eksposisi dan deskripsi menyajikan
konsep-konsep mengenai sebuah makna yang terlibat. Namun harus disadari bahwa
proses tersebut merupakan batu loncatan kepada tujuan nyata dari tindakan yang
diharapkan.
Meyakinkan pada
dasarnya dalah membuat atau membujuk seorang akan kebenaran dan itu berbeda
dari memaksakan. Jadi meyakinkan lebih kepada akal fikiran daripada perasaan
emosional.
BERBICARA UNTUK
MERUNDINGKAN
Berbicara untuk merundingkan
atau deliberative speaking pada dasarnya bertujuan untuk menemukan sejumlah
keputusan atau rencana yang tepat yang sebelumnya dibicarakan dahulu dengan
beberapa pihak untuk mencapai tujuan atau keputusan. Keputusan-keputusan itu
dapat menyangkut sifat hakekat tindakan
masa lalu atau sifat dan hakekat tindakan-tindakan mendatang.. Fakta- fakta
diteliti dan ditelaah untuk menentukan apakah keputusan yang diambil itu
benar-benar adil atau tidak. Pengadilan tidak bermaksud untuk melaksanakan
keputusannya, tetapi hanya untuk menentukan apa sebenarnya yang terkandung
dalam setiap kasus.
Dalam menentukan suatu keputusan ,
tidak hanya bertolak pada fakta-fakta saja melainkan harus mempertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan. Dalam menentukan sebuah sifat suatu tindakan yang
telah berlalu, menggunakan acuan fakta fakta yang dicari. Sedangkan tindakan
yang akan mendatang digunakan pedoman yang fakta yang paling baiklah yang
dicari.
Dalam membuat keputusan para
partispan harus teliti dan berhati-hati. Mereka tidak menggunakan pendapat satu
pihak namun semua pihak. Mereka juga menerima sebuah nasehat, serta
mempertimbangkan fakta-fakta yang dikemukakan. Keputusan tersebut lebih
bersifat intelektual dan tidak bersifat emosional, lebih bersifat meyakinkan
daripada mendesak.
BAB
3
DISKUSI
KELOMPOK
PENGERTIAN DAN TUJUAN
Diskusi adalah pertukaran pikiran, gagasan dan pendapat antara
2 (dua) orang ataupun lebih, yang bertujuan untuk mencari kesepakatan pendapat. Diskusi kelompok berlangsung apabila orang-orang
berminat dalam suatu masalah khusus untuk mendiskusikannya sehingga
menghasilkan penyelesaian atau penjelasan secara mufakat.
Tujuan Diskusi
Untuk dapat menyadari
dan menguji bukti-bukti sistem nilai, pendapat dan respon dari suatu gagasan
atau orang lain
Untuk menguji secara
kolektif tentang suatu gagasan yang dikemukakan orang lain
Untuk bertukar pikiran
dan ide
Untuk belajar
mengungkapkan serta menanggapi keterangan yang relevan
Untuk mengaitkan data
dan keadaan dari berbagai pandangan orang lain dan latar belakang yang
berbeda-beda
KELOMPOK TIDAK RESMI
Kelompok studi
kelompok
studi adalah kumpulan beberapa manusia yang belajar bersama-sama dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dalam membangun kelompok studi sama halnya
dengan membangun diri sendiri, dikarenakan untuk menjadi generator atas
kesadaran masyarakat.
Kelompok pembentuk
kebijaksanaan
Kelompok pembentukan kebijaksanaan merupakan suatu kelompok
yang mendiskusikan suatu karya-karya seorang pengarang, apakah karya-karya
tersebut dapat dimasukkan kedalam kurikulum dan kalau ternyata dapat, dimana
sebaiknya yang paling tepat ditempatkan.
Komite
Komite adalah badan panitia yang dibentuk
khusus untuk menyelenggarakan suatu usaha atau pekerjaan. kelompok komite
memiliki tugas dalam pekerjaannya yaitu, menyelenggarakan beberapa tugas khusus
atau tugas jangka panjang, seperti rencana program atau gerakan-gerakan
keanggotaan untuk melakukan pemilihan pengurus atau pimpinan sampai berikutnya.
Ketus komite memiliki tugas berikut yaitu :
Ketua komite harus membagi secara adil
tugas-tugas para anggotanya
Memadukan para penemuan-penemuan komite
Mengetahui kapan dan bagaimana menunda atau
menangguhkan keputusan-keputusan sehingga komite tidak sempat terbagi-bagi
dalam tindakan terlalu cepat.
Mengetahui kapan saatnya penundaan yang tepat
kalau para anggota komite memerlukan tambahan waktu untuk memeriksa bahan atau
untuk mendiskusikan perbedaan-perbedaan secara informal.
KELOMPOK RESMI
Yang termasuk dalam kelompok diskusi
yang resmi yaitu :
KONFERENSI
Konferensi merupakan suatu bentuk kelompok
diskusi resmi yang mengacu pada pengambilan tindakan yang berusaha untuk
membuat suatu keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan tersebut. Pada
kelompok diskusi ini waktu lebih banyak dipergunakan dalam tahap penentuan cara
penyelesaian yang paling baik, akan tetapi pada diskusi ini seringkali
melakukan suatu pemungutan suara untuk menyelesaikan yang paling efektif.
Diskusi konferensi biasanya digunakan pada pertemuan wakil-wakil berbagai
Negara, rapat yang dilakukan oleh suatu partai dan kegiatan kelompok konferensi
atau kongres lainnya.
DISKUSI PANEL
Diskusi panel adalah suatu kelompok yang
terdiri dari tiga sampai enam orang ahli yang ditunjuk untuk mengemukakan
pandangannya dari berbagai segi mengenai suatu masalah. Tugas dilakukannya
diskusi panel yaitu :
Menyampaikan informasi atau pendapat-pendapat,
tidak perlu menetukan cara berjalan suatu tindakan.
Para anggota diskusi panel membuat persiapan-persiapan
terlebih dahulu, sehingga mereka harus menelaah pokok pembicaraan sepenuhnya
khususnya yang menjadi ahli dalam bidang itu.
Adapun persiapan untuk melakukan diskusi panel
yaitu :
Ketua panel harus mengundang para anggota
organisasi panel untuk melakukan pertemuan
Dalam pertemuan tersebut para anggota harus
mengutarakan perbedaan-perbedaan pendapat sehingga para anggota panel
mengetahui dimana masing masing berpijak
Menetapkan tahap-tahap setiap pembicaraan atas
pokok masalah tersebut
Menetukan urutan atau sususnan para pembicara
Menetapkan batas waktu bagi setiap pembicaraan
SIMPOSIUM
Simposium adalah
suatu kelompok yang terdiri dari tiga atau lebih para ahli dengan
pandangan-pandangan yang berbeda mengenai suatu pokok pembicaraan yang tampil
mengemukakan pendapatnya, dan para pendengar ikut berpartisipasi mengambil
bagian dalam diskusi. Diskusi secara simposium smerupakan suatu pertemuan
sosial yang berfungsi sebagai wadah pertukaran ide-ide secara bebas.
TUGAS KETUA DAN TUGAS
PARTISIPAN
Dalam Pembicaraan
terdahulu kita telah memperbincangkan tugas dan kewajiban seseorang pembicara
dalam suatu diskusi kelompok. Berhasil atau tidaknya suatu diskusi kelompok
turut pula ditentukan oleh baik atau tidaknya seseorang ketua dan para
partisipan.
Tugas Ketua
Keberhasilan sepenuhnya
ketua memimpin suatu diskusi kelompok akan bergantung sepenuhnya kepada kempuan
memahami serta menjalankan tugasnya. Tugas-tugas itu adalah sebagai berikut :
membuat persiapan yang
matang untuk diskusi. Seorang ketua haruslah mengadakan kegiatan membacadan
memikirkan pendahuluan mengenai pokok yang akan dibahas. Selain itu juga
membuat catatan-catatan penting yang akan dipertimbangkan nanti.
mengumumkan judul atau
masalah dan mengemukakan tujuan diskusi. Sanga ketua dapat juga merupakan
butir-butir penting yang menurut anggapanya perlu dipikirkan dan
mempertimbangkan nanti.
menyediakan atau
menetapkan waktu bagi (a). pendahuluan, (b) diskusi,(c) rangkuman singkat yang
isinya tentang kesimpulan yang ingin dicapai.
menjaga keteraturan
susuna diskusi. Sang ketua harus bertindak tegas dan bijaksana. Mengizinkan
hanya seorang pembicara berbicara pada satu waktu. Diminta pada para anggota
untuk mengangkat tangan kalau mereka ingin berbicara.
memberi kesempatan
kepada setiap orang yang ingin mengemukaka pikiran. Seandainya dua orang atau
lebih ingin berbicara, persilakan terlebih dahulu orang yang belum atau baru
sedikit mengemukakan pikiran aatau pendapatnya.
menjaga agar minat para
peserta tetap besar. Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan yang merangsang dari waktu
ke waktu, terutama sekali kalau diskusi itu mulai mengendor dan lamban.
menjaga agar diskusi
tetap maju. Kalau memang maksud sejak semula adalah untuk mendapatkan suatu
kesimpulan atau consensus ( persetujuan umum ) mengenai suatu topic, peganglah
teguh kenyataan ini dalam hati.
membuat catatan singkat
pada akhir diskusi. Sang ketua mengemukakan setiap kesimpulan dan
rencana-rencana kerja yang telah disetujui bersama.
TUGAS PARTISIPAN
·
Tugas Partisipan
Nilai suatu diskusi yang kita ikuti sebagaian besar
bergantung kepada baik atau tidaknya kita sebagai partisipan atau peserta
mengetahui serta menjalani tugas-tugas kita. Dengan mengikuti petunjuk-petunjuk
dibawah ini, kita bukan hanya sekedar member sumbangan atas keberhasilan
diskusi, tetapi juga akan mendapatkan respek partisipan lainya.
·
turut mengambil bagian
dari diskusi . maksud diskusi adalah untuk mengutarakan berbagai pandangan yang
berbeda-beda. Walaupun mungkin saja kita tidak merupakan pembicara yang
bersemangat seperti pembicara lain, bicarakanlah seperlunya dan seadanya.
Gagasan-gagasan kita mungin saja sama baiknya gagasana orang lain.
• berbicara jika ketua mempersilahkan kita. Dalam suatu kelompok yang amat besar, kita dapat menarik perhatian ketua dengan cara berdiri. Dalam suatu kelompok kecil, kita dapat mengangkat tangan.
• berbicaralah dengan tepat dan tegas. Kita harus yakin bahwa tata bahasa dan gaya bahasa yang kita pergunakan itu tepat. Kalau kita berbicara dengan tepat dan benar, para pendengar dapat memusatkan perhatian kepada apa yang kita katakana.
• kita harus dapat menunjang pernyataan kita dengan fakta-fakta, contoh-contoh, atau pendapat para ahli. Kalau kita menggunakan fakta-fakta ataupun statistic, harus yakin akan ketepatanya.
• ikutilah dengan seksama dan dengan penuh perhatian diskusinyang sedang berlangsung. Kita akan membantu setiap orang hadir jika saran atau tanggapan kita menunjang dengan referensi terhadap yang langsung mendahuluinya dan barangkali suatu petunjuk terhadap apa-apa yang akan menyusul.
• dengarkan lah dengan penuh perhatian. Jangan memikirkan bagaimana cara menyangkal atau membantah apa yang dikatakan orang lain, tetapi pikirkan dan pahamila apa yang dikatakan.
• betindaklah dengan sopan santun dan bijaksana. Kalau kita tidak setuju dengan seseorang, janganlah menghadapi dengan kontradiksi yang mendatar.
• berbicara jika ketua mempersilahkan kita. Dalam suatu kelompok yang amat besar, kita dapat menarik perhatian ketua dengan cara berdiri. Dalam suatu kelompok kecil, kita dapat mengangkat tangan.
• berbicaralah dengan tepat dan tegas. Kita harus yakin bahwa tata bahasa dan gaya bahasa yang kita pergunakan itu tepat. Kalau kita berbicara dengan tepat dan benar, para pendengar dapat memusatkan perhatian kepada apa yang kita katakana.
• kita harus dapat menunjang pernyataan kita dengan fakta-fakta, contoh-contoh, atau pendapat para ahli. Kalau kita menggunakan fakta-fakta ataupun statistic, harus yakin akan ketepatanya.
• ikutilah dengan seksama dan dengan penuh perhatian diskusinyang sedang berlangsung. Kita akan membantu setiap orang hadir jika saran atau tanggapan kita menunjang dengan referensi terhadap yang langsung mendahuluinya dan barangkali suatu petunjuk terhadap apa-apa yang akan menyusul.
• dengarkan lah dengan penuh perhatian. Jangan memikirkan bagaimana cara menyangkal atau membantah apa yang dikatakan orang lain, tetapi pikirkan dan pahamila apa yang dikatakan.
• betindaklah dengan sopan santun dan bijaksana. Kalau kita tidak setuju dengan seseorang, janganlah menghadapi dengan kontradiksi yang mendatar.
·
cobalah memahami
pandangan orang lain. Usahakanlah menempatkan diri kita pada posisi orang lain
dan mencoba melihat hal-hal itu seperti orang lain melihatnya.
MANFAAT DISKUSI
KELOMPOK
Manfaat
yang paling besar dari diskusi kelompok ialah kemampuannya memberikan
sumber-sumber yang lebih banyak bagi pemecahan masalah ketimbang yang tersedia
atau yang mungkin diperoleh.
Diskusi kelompok juga sangat berguna apabila dua pandangan yang bertentangan harus diajukan dan suatu hasil yang bersifatmemilih” salah satu dari dua”. Diskusi juga perlu sekali bagi pemeritahan demokratis.
Diskusi kelompok juga sangat berguna apabila dua pandangan yang bertentangan harus diajukan dan suatu hasil yang bersifatmemilih” salah satu dari dua”. Diskusi juga perlu sekali bagi pemeritahan demokratis.
Melalui
pikiran dan rencana kelompok, ide-ide atau gagasan-gagasan dapat diuji secara
lebih memadai dan memihak. Hal itu lebih bagus ketimbang kalau kelompok berada
dibawah pesona seseorang pembicara yang menyakinkan walaupun kadang bersifat
picik dan mengutamakan kepentingan sendiri.
F. ANEKA HAMBATAN DAN
CARA PENANGGULANGAN
Dalam menjalankan sesuatu kegiatan ada baiknya kita
pertimbangkan hambatan-hambatan yang mungkin ditemui dan bagaimana cara
menaggulangi agar tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.
1. Hambatan
Khusus dalam diskusi kelompok ini, hamabatan-hambatan yang
sering dijumpai, adalah sebagai berikut.
a. kegagalan memahami masalah
b. kegagalan karena tetap bertahan terhadap masalah
c. salah paham terhadap setiap makna dari kata orang lain
d. kegagalan membedakan anatara fakta-fakta “dingin” dan pendapat-pendapat
yang “panas”
e. perseliha pendapat yang meruncing tanpa adanya keinginan untuk berkompromi
f. hilangnya kesabaran dalam kemarahan yang tidak tanggung-tanggung.
e. perseliha pendapat yang meruncing tanpa adanya keinginan untuk berkompromi
f. hilangnya kesabaran dalam kemarahan yang tidak tanggung-tanggung.
g. Kebingungan dalam menghadapi suatu perbedaan pendpat
dengan serangan terhadap pribadi seseorang.
h. Memperjuangkan waktu untuk membantah sebagai peganti
mengajukan pertanyaan.
i. menggunakan kata-kata yang bernoda (stigma words) yang menumpulkan
i. menggunakan kata-kata yang bernoda (stigma words) yang menumpulkan
pikiran.(Salisbury, 19955 :195)
2. Penanggulangan
Berikut ini disajikan saran yang berkenaan dengan cara
menanggulangi atau menangani sejumlah situasi yang sering dihadapi oleh
pemimpin diskusi.
a. menarik atau mengarahkan perhatian kepada suatu butir
yang belum terpikirkan
b. menanyakan kekuatan suatu argument
b. menanyakan kekuatan suatu argument
c. kembali lagi pada sabab-musabab
d. menanyakan sumber informasi atau argument
e. menyarankan agar diskusi tidak menyimpang dari masalah
f. manyadarkan bahwa belum ada informasi baru yang
ditambahkan
g. Menarik perhatian kepada kesukaran atau kerumitan
masalah.
h. Mendaftarkan langkah-langkah persetujuan (atau
perselisihan)
i. Memberi kesan bahwa kelompok belum siap mengambil
keputusan
j. Memberikan kesan bahwa tidak ada keuntungan diperoleh
dari penundaan yang berlarut-larut.
k. Menyarankan kepribadian-kepribadian atau tokoh-tokoh yang harus dihinadri
k. Menyarankan kepribadian-kepribadian atau tokoh-tokoh yang harus dihinadri
l. Mmeberikan kesan bahwa ada bebrapa orang yang berbicara
terlalu banyak
m. menyarankan betapa besar nilainya suatu kompromi
n. memberikan kesan bahwa kelompok itu mungkin/seolah-olah
telah dirugikan.
Demikian sejumlah sarn yang perlu diperhatikan oleh
pemimpin/ketua diskusi agar hasil maksimal tercapai. Harus diakui bahwa ini
merupakan tugas yang berat.
G. Ukuran-Ukuran Untuk Menilai Diskusi Kelompok
Kiranya sudah merupakan hal biasa bahwa sesudah kita selesai
mengerjakan sesuatu kita ingin mengetahui atau menilai hasil pekerjaan itu.
Hasil pekerjaan kita cerminkan kepribadian kita.
Khusus mengenai diskusi kelompok ini kita kemukakan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh sang pemimpin yang merupakan tolok ukur keberhasilan dalam menjalankan tugas.
Khusus mengenai diskusi kelompok ini kita kemukakan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh sang pemimpin yang merupakan tolok ukur keberhasilan dalam menjalankan tugas.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut terbagai atas dua kelompok: Topik yang pertama berkenaan dengan teknik.
1. berkenaan dengan topik. Apakah saya:
a. mengenal serta memahami masalah keseluruhan secara jelas
sebelum saya mencoba memecahkannya?
b. melihat keseluruhan objek atau memperdebatkan suatu segi?
b. melihat keseluruhan objek atau memperdebatkan suatu segi?
c. berbicara bertele-tele atau tetap bertahan secara
konsekuen dalam mennghadapi suatu masalah
d. memilki fakta yang memadai atau bukti yang terpecaya
e. membuang-buang waktu mengenangkan sesuatu yang sedikit
sekali kaitanannya
f. memperguanakan kata yang umum atau yang khusus
f. memperguanakan kata yang umum atau yang khusus
g. mempergunakan kata yang nyata, kata –kata yang tepat,
atau kata yang bernoda atau tercela
h. Mempergunakan pernyataaan-pernyataan yang bersifat “terlalu umum” (atau”cacth-all”) yang lebih membingungkan ketimbang menjelaskan?
h. Mempergunakan pernyataaan-pernyataan yang bersifat “terlalu umum” (atau”cacth-all”) yang lebih membingungkan ketimbang menjelaskan?
i. Menunggu fakta-fakta sebelum saya menolak
pernyataan-pernyataan umum dari orang lain?
j. Membuat keputusan pribadi dari diskusi itu?
2. berkenaan dengan teknik. Apakah saya?
a. berbicara hanya apabilasaya membuat satu butir yang baik
b. berbicara terlalu banyak, mengemukakan suatu penampilan
yang tunggal
c. mengganggu para pembicara lain
d. berdikusi engan seorang pribadi saja, mengabaikan
kleompok
e. membantah atau menetang pribadi sebagai penganti
pendapatnya
f. mengabaikan perlindungan harga diri lawan saya
g. menafsirkan perbedaan pendapat sebagai suatu serangan
pribadi
h. tidak setuju dalam hal suasana hati mengandung pertanyaan
atau melulu bagi kontradiksi saja.
i. memliki sikap yang “serba tahu”
i. memliki sikap yang “serba tahu”
j. memperlihatkan banyak emosi ketimbang penalaran
k. Mengadakan pembedaan antara pemborosan waktu dan
pemanfaatan waktu