Perkembangan
fisik dan motorik remaja
PERKEMBANGAN ASPEK FISIK
DAN MOTORIK REMAJA
A.
Perkembangan Fisik
Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah
perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan
motorik (Papalia & Olds, 2001). Perubahan pada tubuh ditandai dengan
pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan
organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh
kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang
cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin
sempurna meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001).
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang
kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode
prenatal (dalam kandungan). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, Kuhlen dan
Thomson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu
meliputi:
a. Sistem Syaraf
Sistem syaraf sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan
dan emosi. Aspek fisiologis lainnya yang sangat penting bagi kehidupan manusia
adalah otak (brain). Otak dapat dikatakan sebagai pusat atau sentral
perkembangan dan fungsi kemanusiaan. Otak ini terdiri atas 100 milyar sel
syaraf (neuron), dan setiap sel syaraf tersebut rata-rata memiliki
sekitar 3000 koneksi (hubungan) dengan sel-sel syaraf lainnya. Neuron ini
terdiri dari inti sel (nucleus) dan sel body yang berfungsi sebagai
penyalur aktivitas dari sel syaraf yang satu ke sel lainnya. Secara strukur
otak ini terdiri atas tiga bagian, yaitu:
1) Brainstem, termasuk di dalamnya celebellum
yang berfungsi mengontrol keseimbangan koordinasi;
2) Mid-brain, yang berfingsi sebagai stasion
pengulang atau penyambung dan pengontrol pernafasan dan fungsi menelan; dan
3) Cerebrum, sebagai pusat otak otak yang
paling tinggi yang meliputi belahan otak kiri dan kanan (left and right
hemispheres) dan sebagai pengikat syaraf-syaraf yang berhubungan dengannya
(Vasta, Heith & Miller, 1992: 179-181).
Berkaitan
dengan fungsi otak, dapat dibedakan berdasarkan kedua belahan otak tersebut,
yaitu belahan kiri dan kanan. Fungsi kedua belahan otak adalah sbb:
Fungsi
Otak Kiri
|
Fungsi
Otak Kanan
|
Berpikir rasional, ilmiah, logis,
kritis, linier, analitis, referensial, dan konfergen.
Berkaitan
erat dengan kemampuan belajar membaca, berhitung, dan bahasa.
|
Berpikir holistik, nonlinier,
non-verbal, intuitif, imajinatif, non-referensial, divergen, dan bahkan
mistik.
|
Proses
pertumbuhan otak, menurut para ahli (Vasta, Heith & Miller, 1992) meliputi
tiga tahap, yaitu:
1) Produksi sel (cell production) yaitu bahwa
sel-sel itu telah diproduksi diantara masa 8-16 minggu setelah masa konsepsi.
2) Perpindahan Sel (cell migration) yaitu
bahwa neuron-neuron itu bermigrasi melalui daya tarik kimia ke lokasi-lokasi
sasaran yang semestinya.
3) Elaborasi Sel (cell olaboration) yaitu terjadinya
proses dimana axon (jaringan syaraf panjang body sel dalam neuron)
membentuk syaraf synapses (ruang kecil diantara neuron-neuron dimana
kegiatan syaraf terkomunikasikan antara sel yang satu dengan yang lainnya).
Otak
mempunyai pengaruh yang sangat menentukan bagi perkembangan aspek-aspek
perkembangan individu lainnya, baik keterampilan motorik, intelektual,
emosional, sosial, moral, maupun kepribadian. Pertumbuhan otak yang normal
(sehat) berpengaruh positif bagi perkembangan aspek-aspek lainnya sedangkan
apabila pertumbuhannya tidak normal (karena pengaruh penyakit atau kurang gizi)
cenderung akan menghambat perkembangan aspek-aspek tersebut.
b. Otot-otot
Otot-otot mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan
motorik. Pertumbuhan anggota badan dan otot-otot pada remaja sering tidak
seimbang. Akibatnya pada laki-laki mulai memperlihatkan penonjolan otot-otot
pada dada, lengan, paha dan betis. Pada wanita mulai menunjukkan mekar tubuh
yang membedakannya dengan tubuh kanak-kanak.
c. Kelenjar Endokrin
Kelenjar endokrin menyebabkan munculnya pola-pola tingkah
laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif
dalam suatu kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis.
Dalam membahas pengaruh kelenjar endokrin terhadap
pertumbuhan dan perkembangan, Sigelman dan Shaffer (1995) mengemukakan seperti
tampak pada tabel berikut:
Tabel: Pengaruh Kelenjar Endokrin terhadap
Pertumbuhan dan Perkembangan
Kelenjar Endokrin
|
Hormon
yang Dihasilkan
|
Fungsi
|
1. Pituitary
|
Hormon Pertumbuhan
|
Mengatur atau merangsang
pertumbuhan sel-sel tubuh dari mulai kelahiran sampai dengan remaja.
|
Hormon Pemicu
|
Merangsang atau memicu kelenjar
endokrin lainnya, seperti Ovarium dan Testes untuk mengeluarkan hormonnya.
|
|
2. Thyroid
|
Thyroxine
|
Mempengaruhi pertumbuhan otak, dan
membantu pengaturan pertumbuhan tubuh selama masa anak.
|
3. Testes
|
Testosterone
|
Bertanggung jawab terhadap
pertumbuhan sistem reproduksi pria pada periode sebelum lahir dan mengarahkan
pertumbuhan seksual pria pada masa remaja.
|
4. Ovarium
|
Estrogen Progesterone
|
Bertanggung jawab terhadap
pengaturan menstruasi dan estrogen mengarahkan pertumbuhan seksual wanita
pada masa remaja.
|
5. Adrenal
|
Androgen Adrenal
|
Mendorong pertumbuhan otot dan
tulang.
|
d. Struktur Fisik/Tubuh
Struktur fisik/tubuh meliputi tinggi, berat dan proporsi.
Pertumbuhan fisik masih jauh dari sempurna pada saat masa puber berakhir, dan
juga belum sepenuhnya sempurna pada akhir masa awal remaja. Terdapat penurunan
dalam laju pertumbuhan dan perkembangan internal lebih menonjol daripada
perkembangan eksternal. Hal ini tidak mudah diamati dan diketahui sebagaiman
halnya pertumbuhan tinggidan berat badan atau seperti perkembangan ciri-ciri
seks sekunder.
1. Perubahan Tubuh Selama Masa Remaja
a. Perubahan
Eksternal
·
Tinggi
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi yang matang antara
usia tujuh belas dan delapan belas tahun, dan rata-rata anak laki-laki
kira-kira setahun sesudahnya.
·
Berat
Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan
perubahan tinggi. Tetapi berat badan sekarang tersebar ke bagian-bagian tubuh
yang tadinya hanya mengandung sedikit lemak atau tidak mengandung lemak sama
sekali.
·
Proporsi Tubuh
Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan
tubuh yang baik. Misalnya, badan melebar dan memanjang sehingga anggita badan
tidak lagi kelihatan terlalu panjang.
·
Organ Seks
Baik organ seks pria maupun wanita mencapai ukuran yang
matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa
tahun kemudian.
·
Ciri-ciri Sekunder
Ciri-ciri seks sekunder yang utama berada pada tingkat
perkembangan yang matang pada akhir masa remaja.
b. Perubahan Internal
· Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau
bebentuk pipa, usus bertambah penjang dan bertambah besar, otot-otot perut di
dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan lebih kuat, hati bertambah berat
dan kerongkongan bertambah panjang.
· Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja; pada usia 17 atau
18, beratnya duabelas kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding
pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah
matang.
· Sistem Pernafasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hamper matang pada usia
17 tahun; anak laki-laki mencapai tingkat kematangan beberapa tahun kemudian.
·
Sistem Endokrin
Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan
keseimbangan sementara dan seluruh system endokrin pada awal masa puber.
Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai
ukuran matang sampai akhir masa remaja awal atau awal masa dewasa.
·
Jaringan Tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun.
Jaringan sel tulang berkembang sampai tulang mencapai ukuran matang, khususnya
bagi perkembangan jaringan otot.
2.
Kondisi – Kondisi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja
Pertumbuhan fisik erat hubungannya dengan kondisi remaja.
Kondisi yang baik berdampak baik pada
pertumbuhan fisik remaja, demikian pula sebaliknya.
Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi sebagai berikut :
a.
Pengaruh Keluarga
Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor
lingkungan. Karena faktor keturunan seorang anak dapat lebih tinggi atau
panjang dari anak lainnya, sehingga ia lebih berat tubuhnya, jika ayah dan
ibunya atau kakeknya tinggi dan panjang. Faktor lingkungan akan membantu
menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa dari
orang tuanya.
b.
Pengaruh Gizi
Anak yang mendapatkan gizi cukup biasanya akan lebih tinggi
tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf dewasa dibadingkan dengan
mereka yang tidak mendapatkan gizi cukup. Lingkungan juga dapat memberikan
pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga menghambat atau mempercepat
potensi untuk pertumbuhan dimasa remaja.
c.
Gangguan Emosional
Terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan dan ini akan
membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar
pituitary. Bila terjadi hal demikian pertumbuhan awal remajanya terhambat dan
tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
d.
Jenis
Kelamin
Anak laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada
anak perempuan, kecuali pada usia 12 – 15 tahun. Anak perempuan baisanya akan
sedikit lebih tinggi dan lebih berat dari pada laki-laki-laki. Hal ini terjadi
karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki berbeda dengan perempuan.
Anak perempuan lebih cepat kematangannya dari pada laki-laki
e.
Status
Sosial Ekonomi
Anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi
rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang bersal dari keluarga dengan
tingkat ekonomi rendah.
f.
Kesehatan
Kesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik
remaja. Remaja yang berbadan sehat dan jarang sakit, biasanya memiliki tubuh
yang lebih tinggi dan berat disbanding yang sering sakit.
g.
Pengaruh Bentuk Tubuh
Perubahan psikologis muncul antara lain disebabkan oleh
perubahan-perubahan fisik. Diantara perubahan fisik yang sangat berpengaruh
adalah; pertumbuhan tubuh (badan makin panjang dan tinggi), mulai berfungsinya
alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada perempuan dan
3.
Variasi dalam Perubahan Fisik
Seperti pada semua usia, dalam perubahan fisik juga terdapat
perbedaan individual. Perbedaan seks sangat jelas. Meskipun anak laki-laki
memulai pertumbuhan pesatnya lebih lamban daripada anak perempuan, pertumbuhan
laki-laki berlangsung lebih lama, sehingga pada saat matang biasanya laki-laki
lebih tinggi daripada perempuan. Karena otot anak laki-laki tumbuh besar
daripada otot perempuan. Setelah masa puber, kekuatan anak laki-laki melebihi
kekuatan anak perempuan, dan perbedaan terus menungkat.
Perbedaan individual juga dipengaruhi oleh usia
kematangan. Anak yang matangnya terlambat cenderung mempunyai bahu yang
lebih lebar daripada anak yang matang lebih awal. Tunkai kaki anak yang matang
lebih awal cenderung pendek gemuk; tungkai kaki anak yang matangnya terlambat
cenderung lebih ramping. Anak perempuan yang matang lebih awal lebih berat,
lebih tinggi dan lebih gemuk dibandingkan dengan anak perepuan yang matangnya
terlambat.
4.
Efek Perubahan Fisik
Dengan berkurangnya perubahan fisik , kecanggungan pada masa
puber dan awal masa remaja pada umumnya menghilang, karena remaja yang lebih
besar sudah mempunyai waktu tertentu untuk mengawasi tubuhnya yang bertambah
besar. Remaja juga terdorong untuk menggunakan kekuatan yang baru diperoleh dan
selanjutnya merupakan bantuan untuk mengatasi setiap kecanggungan yang timbul
kemudian.
Karena kekuatan mengikuti pertumbuhan bentuk otot, anak
laki-laki umumnya menunjukkan peningkatan kekuatan yang terbesar setelah usia
14 tahun, sedangkan anak perempuan menunjukkan kemajuan sampai usia ini dan
kemudian ketinggalan, karena perubahan minat lebih daripada kurangnya
kemampuan. Anak perempuan pada umumnya mencapai kekuatan maksimum kira-kira
pada 17 tahun, sedangkan anak laki-laki belum mencapai kekuatan maksimum
sebelum berusia 21 atau 22 tahun.
5.
Keprihatinan Akan Perubahan Fisik
Hanya sedikit remaja yang mengalami kateksi-tubuh
atau merasa puas dengan tubuhnya. Ketidakpuasan lebih banyak dialami di
beberapa bagian tubuh tertentu. Kegagalan mengalami kateksis-tubuh menjadi
salah satu sebab timbulnya konsep diri yang kurang baik dan kurangnya harga
diri selama masa remaja (100).
Beberapa keprihatinan akan tubuh yang diahapi remaja
merupakan lanjutan dari pelbagai keprihatinan diri yang dialami pada masa remaja
dan yang pada awal tahun-tahun remaja didasarkan pada kondisi-kondisi yang
masih berlaku. Misalnya keprihatinan akan kenormalan, akan terus
berlangsung sampai perubahan fisik pada permukaan tubuh berakhir dan sampai
para remaja merasa yakin bahwa tubuh mereka sesuai dengan norma kelompok seks
mereka. Demikian pula, keprihatinan akan kepatutan seks, yang sangat menonjol
pada masa puber, terus berlangsung sampai pertumbuhan dan perkembangan cirri
seks primer dan sekunder berakhir sehingga remaj mempunyai kesempatan untuk
melihat apakah tubuh mereka sesuai dengan standar budaya kepatutan seks.
Kesadaran akan adanya reaksi social terhadap berbagai bentuk
tubuh menyebabkan remaja prihatin akan pertumbuhan tubuhnya yang tidak sesuai
dengan standar budaya yang berlaku. Karena mengetahui bahwa reaksi social
terhadap bentuk tubuh endomorfik pada laki-laki dan perempuan adalah
kurang baik dibandingkan dengan bentuk tubuh ektomorfik, dan mesomorfik,
maka anak-anak yang bentuk tubuhnya cenderung endomorfik merasa prihatin.
Bagi banyak anak perempuan, haid merupakan masalah yang
serius, seperti kejang, bertambah gemuk, sakit kepala, sakit punggung,
pembengkakan lutut, kehalusan payudara, dan mengalami perubahan emosi seperti
seperti perubahan suasana hati, sedih, gelisah, dan kecenderungan menangis
tanpa sebab yang jelas.
Pada umumnya haih dianggap sebagai “kutukan” sehingga tidak
mengherankan bila reaksi social yang kurang baik akan mewarnai sikap anak
perempuan. Lagi pula, mengetahui bahwa anak lak-laki tidak mengalami
gangguan-gangguan fisik seperti ini juga membawa akibat buruk pada sikap anak
perempuan dan memperkuat anggapan bahwa wanita umumnya bernasib buruk.
Jerawat dan gangguan kulit lainnya merupakan sumber
kegelisahan bagi anak laki-laki maupun anak perempuan. Suburnya jerawat membuat
anak laki-laki semakin periahatin. Keprihatinan lebih besar pada anak laki-laki
karena mereka sadar bahwa jerawat mengurangi daya tarik fisik dank arena mereka
tidak dapat menggunakan kosmetik untuk menutupinya seperti anak perempuan.
Kecenderungan menjadi gemuk yang mengganggu sebagian besar
anak puber selalu merupakan sumber keprihatinan selama tahun-tahun awal masa
remaja. Namun dengan meningkatnya tinggi badan dan kerasnya usaha untuk
mengendalikan nafsu makan dan hanya memakan “makanan-makanan sampingan” maka
remaja yang lebih besar mulai mengurus diri. Disamping itu, pemilihan pakaian
yang teliti dapat membantu dalam usaha memberikan kesan bahwa mereka lebih
langsing dari sesungguhnya.
Adalah aneh bila remaja laki-laki maupun perempuan tidak
prihati akan daya tarik fisik mereka. Seperti telah diterangkan sebelumnya
hanya sedikit remaja yang puas dengan penampilan mereka dan banyak yang
memikirkan suatu cara yang dapat memperbaiki penampilan mereka.
Keprihatinan timbul karena adanya kesadaran bahwa daya tarik
fisik berperan penting dalam hubungan social. Para remaja menyadari lebih dari
pada anak-anak, bahwa yang menarik biasanya diperlakukan dengn lebih baik
daripada mereka yang kurang menarik. Mereka juga menyadari bahwa daya tarik
fisik berperan penting dalam pemilihan pemimpin. Akibatnya kalu mereka merasa
bahwa dirinya tidak semenarik seperti yang diharapkan pada waktu pertumbuhan
belum berakhir, maka mereka akan mencari jalan untuk memperbaiki penampilannya.
Beberapa remaja menghindari keadaan “sadar akan penampilan” sehingga
menghabiskan banyak waktu dan pikiran untuk mencari jalan memperbaiki
penampilan mereka.
B.
Perkembangan Motorik
Semakin matangnya perkembangan system syaraf otak yang
mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau keterampilan motorik.
Keterampilan motorik ini dibagi dua jenis, yaitu:
- Keterampilan atau gerak kasar, seperti berjalan, berlari, melompat, naik dan turun tangga; dan
- Keterampilan motorik halus atau keterampilan memanipulasi, seperti menulis, menggambar, memotong, melempar, dan menangkap bola, serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan (Audrey Curtis, 1998; Elizabeth Hurlock, 1956).]
Dari referensi lain, Perkembangan motorik ini, meliputi
kemampuan gerak, koordinasi, keseimbangan dan peningkatan gerak.
1. Gerak Lokomotor
Yang termasuk dalam gerak Lokomotor adalah Berjalan,berlari,
melompat,meloncat dan merangkak
2.
Gerak Non
Lokomotor
Yang termasuk dalam gerak Lokomotor adalah Keseimbangan,
kelentukan dan kekuatan
3.
Gerak Manipulatif
Yang termasuk dalam gerak Lokomotor adalah Melempar Bola,
menendang,dan menangkap.
Perkembangan keterampilan motorik merupakan faktor yang
sangat penting bagi perkembangan pribadi secara keseluruhan.
Kecakapan motorik yaitu kemampuan melakuakan koordinasi
kerja system syaraf motorik yang menimbulkan reaksi dalam bentuk
gerakan-gerakan atau kegiatan secara tepat, sesuai antara rangsangan dan
responnya.
Dalam perkembangan masa remaja, perkembangan aspek motorik
bukanlah aspek yang mengalami banyak perubahan, atau tidak terlihat ciri-ciri
yang menonjol. Sebagaimana pertumbuhan internal lebih menonjol pada pribadi
remaja dibandingkan dengan pertumbuhan eksternal, perkembangan fisik, emosi dan
sosial pun pada masa ini jauh lebih menonjol dibandingkan dengan perkembangan
motoriknya
Namun demikian, mengenai pengukuran keterampilan motorik
remaja sering ditemui di universitas-universitas yang memberikan tes beberapa
gerakan olahraga untuk calon mahasiswanya. Dalam tes ini dapat diketahui
kemampuan-kemampuan motorik remaja seperti kecepatan, ketangkasan, kelenturan
dan lain-lain yang dapat diukur diantaranya dengan:
(1)
Tes aerobik lari 2,4 km,
(2)
Tes shooting bola basket,
(3)
Tes passing bola voli,
(4)
Tes dribble sepakbola, dan
(5)
Tes renang.
Penyusunan suatu tes keterampilan olahraga harus memenuhi
berapa persyaratan. Para ahli menyatakan persyaratan tersebut meliputi:
kesahihan (validity), keajegan atau keterandalan (reliability),
objektif, ekonomis, menarik, dan dapat dilaksanakan. (Kirkendall, 1980);
(Abdullah, 1988); (Arikunto, 1991).
Suatu alat tes yang sahih berarti alat tes tersebut akan
mengukur apa yang seharusnya diukur. (Safrit, 1981); (Kirkendall, 1980). Alat
tes memiliki keterandalan atau keajegan yang tinggi apabila alat tes tersebut
mengukur secara tetap dan apa yang diukur (Kirkendall, 1980; Safrit, 1981;
Abdullah, 1988) dan alat tes tersebut dikatakan obyektif apabila tes tersebut
dilakukan oleh beberapa orang, memperoleh hasil yang sama atau hampir sama
(Kirkendall, 1980).
Dibawah ini kemampuan-memampuan motorik yang dapat dikuasai
remaja disesuaikan dengan indicator-indikatornya.
Konstruk
|
Meteri
|
Indikator
|
Obstacel race
|
Kelincahan
|
|
Melempar bolabasket
|
Kekuatan otot
|
|
Tes kemampuan motorik umum dari
Scott
|
Lompat jauh tanpa awalan
|
|
Wall pass.
|
Ketepatan
|
|
Lari cepat selama empat detik
|
Kecepatan
|
|
Lompat jauh tanpa awalan
|
|
|
Tes kemampuan motorik umum dari
Barrow
|
Melempar bola softball
|
Kekuaran otot
|
Zigzag run
|
Kelincahan
|
|
Wall pass
|
Ketepatan
|
|
Medicine ball put
|
Kekuatan otot
|
|
Lari cepat 60 yard
|
kecepatan
|
C.
Kesimpulan
Pertumbuhan
fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer
dalam pertumbuhan remaja. Perubahan fisik remaja tersebut bukan saja menyangkut
bertambahnya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh, melainkan juga
meliputi perubahan ciri-ciri yang terdapat pada system pencernaan, system
peredaran darah, system pernafasan, system endokrin dan jaringan tubuh. Baik
laki-laki maupun perempuan perubahan fisiknya mengikuti urutan-urutan tertentu.
Kondisi
yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah; pengaruh keluarga, pengaruh gizi,
gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan, dan
pengaruh bentuk tubuh. Disamping itu pengaruh lingkungan juga mempengaruhi
perkembangan fisik remaja.
Daftar
Pustaka :
Desmita.
2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosdakarya.
Hurlock,
Elizabeth. 2003. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Yusuf,
Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Rosdakarya.
http://www.anakciremai.com/2008/07/makalah-psikologi-tentang-fisik-remaja.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar